Sejarah Jalan Braga di Bandung – Warga kota menjuluki Pedatiweg, dari kereta gantung kuda Indonesia (pedati), karena jalannya sempit (sekitar 10 m atau 30 kaki lebar) yang hanya bisa dilewati gerbong.
Jalan itu dibangun hanya untuk menghubungkan Great Post Road besar dengan gudang kopi, yang dimiliki oleh pemilik perkebunan kopi Belanda Andries de Wilde (gudangnya sekarang menjadi pusat pemerintahan kota atau balaikota).
Pada tahun 1856, ketika Bandung adalah ibu kota Kabupaten Priangan, beberapa rumah kolonial dibangun di sepanjang jalan tanah Braga Street dengan rumah-rumah mereka penuh dengan alang-alang, rumput alang-alang atau bahan jerami lainnya.
Pada tahun 1882, sebuah kelompok teater berdiri di bagian selatan jalan dan Toneel Braga, nama kelompok drama tersebut, menjadi terkenal.
Warga berbondong-bondong ke jalan untuk menyaksikan pertunjukan kelompok tersebut setiap malam dan oleh karena itu jalan diperbaiki dengan perkerasan batu, dan lampu minyak dipasang. Jalan itu pada waktu itu dikenal dengan sebutan Jalan Braga.
Pada tahun 1884, sebuah kereta api yang menghubungkan Batavia dengan Bandoeng diletakkan dan inti kota tumbuh dengan cepat. Bangunan baru memenuhi ujung selatan jalan sementara ujung utara masih merupakan hutan pohon karet.
Jalan itu menjadi lebih terkenal dengan toko kelontong bernama De Vries yang menjual kebutuhan sehari-hari bagi pemilik perkebunan. Hotel, bank, kafe dan restoran dibuka dan jalannya berubah menjadi jalan perbelanjaan utama.
Pada awal abad ke-20, jalan itu merupakan jalan perbelanjaan Eropa yang paling penting di Hindia Belanda.
Beberapa perusahaan Barat yang terkenal membuka toko mereka di jalan, termasuk Chrysler, Plymouth dan distributor mobil Renault.
Peritel toko buku, pengecer dan perhiasan dan toko perhiasan di tempat yang biasa ada di jalan untuk masyarakat tinggi.
Untuk Anda yang membutuhkan sewa bus pariwisata Bandung kami selalu siap untuk melayani.